* Apabila pembaca mendapatkan kesalahan mohon berkenan mengoreksi (terima kasih).

Kamis, 28 Februari 2008

1.4 I’rab dan Bina (bag. 1)

1.4 I’rab dan Bina
Apabila kalimat disusun dalam suatu jumlah, maka diantaranya ada lafazh yang berubah akhirnya dengan perbedaan kedudukannya karena perbedaan amil yang mendahuluinya. Dan diantaranya ada yang tidak berubah akhirnya, walaupun amil yang mendahuluinya berbeda. Maka yang pertama disebut Mu’rab dan yang kedua disebut Mabni. Perubahan karena pengaruh amil itu dinamai I’rab dan tidak berubahnya karena pengaruh amil itu dinamai Mabni.
I’rab adalah pengaruh baru dari amil terhadap suatu kalimat, maka keadaan akhirnya ada yang dirafa’kan atau dinashabkan atau dijarkan atau dijazmkan tergantung i’rab yang dituntut oleh amil.
Bina adalah tetapnya akhir kalimat pada suatu keadaan, walaupun amil-amil yang mendahuluinya berbeda, maka amil-amil yang berbeda itu tidak memberi pengaruh pada lafazh tersebut.

Mu’rab dan Mabni
Mu’rab adalah kalimat yang berubah akhirnya karena perubahan amil yang mendahuluinnya, seperti: السماءِ والأرض والرجل ويكتب

(Kalimat) Mu’rab adalah: Fi’il Mudhari’ yang tidak bertemu dengan dua nun taukid dan tidak bertemu pula dengan nun niswah. Semua isim itu mu’rab kecuali sedikit saja (yang mabni).

(Kalimat) Mabni adalah kalimat yang tetap dalam suatu keadaan tanpa perubahan, walaupun amil-amil yang mendahuluinya berubah, seperti: هذه وأين ومَنْ وكتبَ واكتُبْ

(Kalimat mabni) adalah: Fi’il madhi dan fi’il amr (keduanya mabni selamanya), dan fi’il yang bersambung dengan salah satu nun taukid atau nun niswah, dan sebagian isim-isim. Asal pada kalimah huruf dan fi’il adalah mabni.

Macam-macam Bina
Mabni, baik yang huruf akhirnya tetap sukun, seperti: اكتبْ ولمْ atau tetap dhamah, seperti: حيث وكتبوا atau tetap fatah, seperti: كتبَ وأين atau tetap kasrah, seperti: هؤُلاءِ dan الباء pada lafazh بِسمِ الله , ketika itu dikatakan mabni sukun, mabni dhamah, mabni fatah atau mabni kasrah. Maka i’rab terbagi kepada empat macam, yaitu: sukun, dhamah, fatah dan kasrah.
Pengetahuan tentang lafazh yang dimabnikan tergantung pada isim-isim dan huruf-huruf tersebut melalui mendengar dan menukil dari shahihin (orang-orang yang terpercaya), maka sungguh isim-isim dan huruf-huruf itu ada yang dimabnikan kepada dhamah, kepada fatah, kepada kasrah dan kepada sukun, jadi pengetahuan yang demikian itu bukan dengan kecermatan semata.

Macam-macam I’rab
I’rab ada empat macam, yaitu: rafa’, nashab, jar dan jazm.
Fi’il yang mu’rab mengalami perubahan pada akhirnya dengan i’rab rafa’, i’rab nashab, i’rab jazm, seperti: يكتُبُ، ولن يكتبَ، ولم يكتبْ
Dia sedang (akan) menulis, dia tidak akan pernah menulis, dia tidak menulis.

Isim yang mu’rab mengalami perubahan pada akhirnya dengan i’rab rafa’, i’rab nashab dan i’rab jar, seperti:

العلمُ نافعٌ
Ilmu itu bermanfaat.

ورأيتُ العلمَ نافعاً
Aku melihat ilmu yang bermanfaat.

واشتغلتُ بالعلمِ النافعِ
Aku sibuk dengan ilmu yang bermanfaat.
(Dengan keterangan di atas, kita dapat mengetahui bahwa i’rab rafa’ dan nashab keduanya ada pada fi’il dan isim, i’rab jazm khusus pada fi’il, dan i’rab jar khusus pada isim.

Alamat I’rab
Alamat i’rab adalah harkat atau huruf, atau hadzfu (membuang).
Harkat ada tiga, yaitu: dhamah, fatah dan kasrah.
Huruf ada empat, yaitu: alif, nun, wau dan ya.
Membuang: adakalanya memutuskan harkat (disebut sukun), dan adakalanya memutus huruf akhir.

a. Alamat Rafa’
I’rab rafa’ mempunyai empat alamat (tanda), yaitu: dhamah, wau, alif dan nun.
Dhamah merupakan alamat yang pokok.
Contoh:

يحَبّ الصادقُ
Orang yang jujur disukai.

أفلح المؤمنون. لِيُنفِق ذو سَعة من سَعتِه
Beruntunglah orang-orang yang beriman.
Agar orang yang mempunyai kelebihan menafkahkan kelebihannya
.

يُكرَمُ التلميذان المجتهدان.
Dua murid yang rajin itu dimuliakan.

تنطِقون بالصدق
Mereka berbicara dengan kebenaran.

b. Alamat Nashab
I’rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu: fatah, alif, ya kasrah dan membuang nun.
Fatah merupakan alamat yang asal.
Contoh:
جانب الشرّ فَتسلَمَ
Jauhilah keburukan maka engkau akan selamat.

أعطِ ذا الحقِّ حَقّهُ
Berikanlah hak itu kepada orang yang berhak menerimanya.

يُحِبُّ اللهُ المتقين
Allah SWT mencintai orang-orang yang bertakwa.

كان أبو عبيدة عامرُ بنُ الجرّاح وخالد بنُ الوليد قائدينِ عظيمين
Abu U’baidah bin Jarrah dan Khalid bin Walid adalah dua komandan yang besar.

أَكرمِ الفتَياتِ المجتهداتِ
Muliakanlah murid-murid perempuan yang bersungguh-sungguh.

لن تنالوا البِرَّ حتى تُنفقوا مما تُحبون
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. (Ali Imran: 92)
c. Alamat jar
i’rab jar mempunyai tiga alamat, yaitu: kasrah, ya dan fatah.
Kasrah merupakan alamat yang pokok.
Contoh:

تَمسّكْ بالفضائل
perpeganglah yang kuat kepada hal-kal yang utama.

أطِع أمرَ أبيك
Taatilah perintah Bapakmu.

المرءُ بأصغرَيه: قلبهِ ولسانه
Manusia itu dengan dua hal: jiwa dan dan kata-katanya.

تقرّبْ من الصادقين وانأ عن الكاذبين
Dekatlah dengan orang-orang yang benar dan jauhilah orang-orang yang bodoh.

ليس فاعلُ الخيرَ بأفضلَ من الساعي فيه
Pelaku kebaikan tidaklah lebih utama dengan orang yang selaku berusaha didalamnya.

d. Alamat jazm
i’rab jazm mempunyai tiga alamat, yaitu sukun, membuang huruf akhir dan membuang nun. Sukun merupakan alamat yang asal.
Contoh:

مَنْ يفعلْ خيراً يَجِدْ خيراً، ومن يَزرَعْ شرًّا يَجنِ شرًّا.
Siapa yang berbuat baik akan mendapatkan buah kebaikannya, dan siapa yang berbuat buruk akan menuai keburukan.

افعل الخيرَ تَلقَ الخيرَ
Kerjakanlah kebaikan, niscaya engkau akan menjumpai kebaikan.

لا تَدعُ إلا اللهَ
Janganlah berdoa kesuali kepada Allah.

قولوا خيراً تغنَموا، واسكتُوا عَن شرّ تَسلَموا
Berkatalah kalian yang baik, niscaya akan mendapatkan balasan, dan tahanlah diri dari yang buruk niscaya kalian akan selamat.

Mu’rab dengan Harkat dan Mu’rab dengan Huruf
Mu’rab dibagi dua: sebagian kalimah dii’rab dengan harkat, dan sebagian lagi dii’rab dengan huruf.
Kalimah yang dii’rab dengan harkat yaitu: isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats salim, dan fi’il mudhari’ yang kosong dari sesuatu (huruf tambahan seperti dua nun taukid atau nun inats).
Keempat macam kalimat itu dirafa’kan dengan dhamah, dinashabkan dengan fatah, dijarkan dengan kasrah, dan dijazmkan dengan sukun, kecuali:
- Isim yang tidak menerima tanwin (ghair munsharif) karena isim ini dijarkan dengan fatah. Contoh:

صلى اللهُ على إِبراهيمَ
Semoga rahmat Allah senantiasa dilimpahkan atas Ibrahim.

- Jamak muannats salim, karena nashabnya dengan kasrah, contoh:
أكرمتُ المجتهدات
Aku memuliakan wanita-wanita yang sungguh-sungguh.
- Fi’il mudhari’ mu’tal akhir, karena dijazmkan dengan membuang huruf akhirnya, seperti:
لم يخشَ، ولم يمشِ، ولم يغزُ
Ia tidak takut, ia tidak berjalan dan ia tidak berperang.
Kalimah yang dii’rab dengan huruf ada empat pula, yaitu: Mutsanna dan mulhaknya, jamak mudzakkar salim dan mulhaknya, asmaulkhamsah, dan af’alul khamsah.

Asmaulkhamsah yaitu: أبو وأخو وحمُو وفو وذو
Af’alulkhamsah yaitu: setiap fi’il mudhari’ yang huruf akhirnya bertemu dengan dhamir tatsniah atau jamak atau ya muannats mukhathabah, seperti:
يذهبان، وتذهبان، ويذهبون، وتذهبونَ، وتذهبين
Penjelasan secara detail akan disajikan pada pembahasan tentang i’rab isim-isim dan fi’il-fi’il.

Tidak ada komentar: